Perempuan di tempat kerja terganggu oleh rasa cemburu dan iri ketika mereka diperhadapkan pada rekan kerja yang lebih menarik dari mereka, sedangkan pria tetap tak terpengaruh oleh jenis persaingan seperti ini, menurut sebuah studi.
Namun baik pria maupun wanita sama-sama iri pada keterampilan sosial saingan mereka.
Menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 200 pekerja, ilmuwan kemudian menganalisis persaingan intrasexual, dan memilih 114 orang untuk menyelesaikan studi.
Hasil penelitian menunjukkan persaingan seksual biasanya menyebabkan kecemburuan dan iri hati yang lebih pada wanita, tapi keterampilan sosial saingan ‘memprovokasi’ emosi baik pada pria maupun wanita.
“Hasil ini menunjukkan pentingnya keterampilan sosial dalam lingkungan kerja. Wanita dengan tingkat kompetisi intrasexual yang tinggi lebih cemburu jika saingan mereka ternyata lebih menarik dan lebih iri jika saingan lebih kuat dan mendominasi.” tutur profesor Rosario Zurriaga, dari Universitas Valencia.
“Mereka tidak mendapatkan hasil apapun pada pria, karena tidak ada karakteristik rival yang memprovokasi kecemburuan atau iri pada kompetisi intrasexual.” tambahnya.
Menurut Zurriaga, penelitian itu bertujuan untuk mengklarifikasi peran emosi seperti rasa iri dan kecemburuan di tempat kerja. Perasaan ini belum diteliti dalam konteks kerja dan dapat menimbulkan stres pada pekerja dan secara negatif mempengaruhi kualitas kerja.
Peneliti melihat persaingan intrasexual, atau persaingan dengan orang lain dengan jenis kelamin yang sama disebabkan oleh keinginan untuk menjaga akses ke lawan jenis. Dan dibedakan antara dua emosi, yakni iri hati dan cemburu.
Mereka mendefinisikan cemburu sebagai ancaman atau gangguan karena kekalahan dari rival. Sdangkan iri hati, menurut para peneliti Spanyol, Belanda dan Argentina, adalah sebuah respon seseorang terhadap orang lain yang memiliki keahlian atau kualitas yang mereka sebenarnya ingini.
Para peserta studi 26 persen bekerja di administrasi, 21 persen bekerja pada sektor jasa, 30 persen di bidang pendidikan dan sisanya di bidang kesehatan dan profesi lainnya.
Rata-rata usia para peserta adalah 36 tahun, dengan jumlah yang sama pada pria dan wanita, yang semuanya telah menghabiskan 11 tahun di perusahaan mereka saat ini.
Rival: Wanita merasa iri dan cemburu terhadap saingan kerja yang lebih menarik dari mereka, dan bahkan lebih lagi jika ia memiliki keterampilan sosial yang baik (dailymail) |
Menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 200 pekerja, ilmuwan kemudian menganalisis persaingan intrasexual, dan memilih 114 orang untuk menyelesaikan studi.
Hasil penelitian menunjukkan persaingan seksual biasanya menyebabkan kecemburuan dan iri hati yang lebih pada wanita, tapi keterampilan sosial saingan ‘memprovokasi’ emosi baik pada pria maupun wanita.
“Hasil ini menunjukkan pentingnya keterampilan sosial dalam lingkungan kerja. Wanita dengan tingkat kompetisi intrasexual yang tinggi lebih cemburu jika saingan mereka ternyata lebih menarik dan lebih iri jika saingan lebih kuat dan mendominasi.” tutur profesor Rosario Zurriaga, dari Universitas Valencia.
“Mereka tidak mendapatkan hasil apapun pada pria, karena tidak ada karakteristik rival yang memprovokasi kecemburuan atau iri pada kompetisi intrasexual.” tambahnya.
Menurut Zurriaga, penelitian itu bertujuan untuk mengklarifikasi peran emosi seperti rasa iri dan kecemburuan di tempat kerja. Perasaan ini belum diteliti dalam konteks kerja dan dapat menimbulkan stres pada pekerja dan secara negatif mempengaruhi kualitas kerja.
Peneliti melihat persaingan intrasexual, atau persaingan dengan orang lain dengan jenis kelamin yang sama disebabkan oleh keinginan untuk menjaga akses ke lawan jenis. Dan dibedakan antara dua emosi, yakni iri hati dan cemburu.
Mereka mendefinisikan cemburu sebagai ancaman atau gangguan karena kekalahan dari rival. Sdangkan iri hati, menurut para peneliti Spanyol, Belanda dan Argentina, adalah sebuah respon seseorang terhadap orang lain yang memiliki keahlian atau kualitas yang mereka sebenarnya ingini.
Para peserta studi 26 persen bekerja di administrasi, 21 persen bekerja pada sektor jasa, 30 persen di bidang pendidikan dan sisanya di bidang kesehatan dan profesi lainnya.
Rata-rata usia para peserta adalah 36 tahun, dengan jumlah yang sama pada pria dan wanita, yang semuanya telah menghabiskan 11 tahun di perusahaan mereka saat ini.
No comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar di postingan ini