Page

Tuesday, August 7, 2012

'Kenakalan' Bill Gates di Mata Sang Ayah

Bill Gates dibesarkan dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya pebisnis sukses.

Sejak muda, menurut penuturan ayahnya, Bill Gates memang sudah menunjukkan tanda-tanda kepandaiannya. Meskipun mungkin tidak ada yang mengira ia akan menjadi salah satu orang paling kaya di dunia berkat sukses besar Microsoft.

Mau tahu kisah hidup Bill Gates masa muda? Berikut ceritanya


Ayah pengacara

Nama lengkap Bill Gates adalah William Henry "Bill" Gates III. Ayahnya bernama sama dengannya William Henry Gates II yang saat ini berusia 86 tahun. Sedangkan sang ibu, Mary Maxwell Gates telah meninggal dunia pada tahun 1994.

"Sebagai seorang ayah, aku tidak pernah mengimajinasikan bahwa seorang anak muda yang tumbuh di rumahku, memakan makananku dan menggunakan namaku akan menjadi bosku. Namun itu yang terjadi," kata Gates senior bercanda.

Ya, saat ini Gates II menjadi co chair di yayasan Bill & Melinda Gates Foundation yang berkiprah di bidang kemanusiaan. Ia mengisi masa pensiunnya dengan aktif di yayasan ini.

Sebagai orang konservatif, Gates II dikenal kurang dekat secara emosional dengan anak-anaknya. Dia banyak menghabiskan waktu mengejar karir, sedangkan merawat anak lebih banyak dilakukan oleh istrinya.

"Dia datang ke rumah, duduk dan makan malam, namun tidak ada semacam pelukan hangat atau hal-hal semacam itu darinya," kata Kristi Blake, anak tertuanya.

Ibu penuh disiplin

Ibu Gates, Mary di masa mudanya dikenal sebagai atlet dan mahasiswa top. Dia pun banyak menanamkan nilai kedisplinan kepada anak-anaknya, termasuk tentu saja pada Bill Gates.

Mary menuntut anaknya untuk selalu belajar keras, berolahraga dan mengikuti les musik. Dia juga berharap anak-anaknya berpakaian dengan pantas dan ramah kepada para tamu yang berkunjung ke rumah.

"Dia orang tua yang banyak terlibat dengan anaknya. Bukan hanya soal peringkat di kelas atau semacamnya, namun bagaimana kami harus bersikap di publik," tukas Libby Armintrout, adik Bill Gates.

Bill Gates untuk beberapa waktu pun berusaha selalu mematuhi perintah ibu dan ayahnya. Namun seiring pertumbuhan usianya, dia kerap bandel.

Suka belajar

Sejak usia muda atau sekitar 10 tahun, Bill Gates menurut penuturan ayahnya sudah sangat suka belajar. Dia sudah tamat membaca World Book Encylopedia dari seri awal sampai akhir.

Orang tuanya pun sangat mendukung hobi yang bagus tersebut. Mereka selalu membelikan buku apapun yang diminta oleh anaknya. Pada usia 11 tahun, Gates sudah aktif bertanya pada ayah soal topik bisnis sampai peristiwa dunia.

"Sungguh menarik dan saya pikir itu adalah hal yang hebat. Namun ibunya tidak menyukai kebiasannya itu," kenang Gates senior.

Ya, sang ibu mulai khawatir karena Gates mulai cenderung hanya suka berkutat dengan buku ketimbang berhubungan dengan orang lain. Gates pun mulai sering bertengkar dengan ibu yang berupaya mengontrolnya.

Dilempar botol

Bill Gates dan sang ibu mulai sering bertengkar. Bill tidak suka terlalu dikontrol oleh sang ibu, misalnya kamarnya harus selalu bersih dan harus on time kala makan malam.

Mereka pun sering adu argumen yang biasanya berhasil didamaikan oleh sang ayah. "Dia memang anak yang nakal," kenang Armintrout, adik Gates.

Puncaknya pada sebuah makan malam ketika Gates berusia 12 tahun. Saat makan, Gates berkata cukup kasar pada sang ibu karena sebuah pertengkaran. Gates senior pun melempar botol minum ke wajah anaknya sebagai tanda kemarahan. Ia kecewa anaknya menjadi bandel.

Gates akhirnya dibawa orang tuanya ke seorang terapis. Sang konselor menyatakan bahwa pada akhirnya, sang anak akan menang dalam 'pertengkaran' tersebut sehingga disarankan untuk tidak terlalu mengekangnya

Hobi berpetualang

Ibu dan ayah Gates akhirnya membiarkan anaknya tumbuh mandiri dan tidak terlalu mengekangnya lagi. Gates pun gemar berpetualang untuk menyalurkan hobinya mengutak atik komputer.

Dia pernah menghabiskan beberapa malam di University of Washington untuk main komputer gratis. Dia pernah pula bekerja paruh waktu sebagai programmer di sebuah power plant di selatan Washington.

Akhirnya setelah mendirikan Microsoft, Bill Gates memutuskan drop out dari Harvard University. Meski berat, orang tuanya mendukung keputusannya itu.

"Mary dan aku sangat cemas tentang itu. Harapannya dan aku sebenarnya sama dengan orang-orang yang punya anak di universitas, yaitu agar dia wisuda," kata Gates senior.

Ibunya tetap meminta Gates melakukan beberapa hal. Misalnya menjaga rumahnya tetap bersih dan datang berkunjung seminggu sekali untuk makan bersama. Sejarah mencatat, Bill Gates akhirnya kaya raya berkat kesuksesan Microsoft.

Menjadi dermawan

Bill Gates saat ini dikenal sebagai dermawan yang memberikan banyak uangnya untuk kegiatan kemanusiaan. Semuanya bermula dari saran sang ibu agar dia berbagi harta kekayaan yang melimpah itu, pada masa-masa awal Microsoft berjaya.

Namun ketika diberi saran tersebut, Gates masih ingin fokus pada pekerjaannya di Microsoft sehingga belum berpikir menyumbang uang. "Saya hanya mencoba untuk menjalankan perusahaan," kata Gates.

Namun lama kelamaan Gates tergerak menyumbangkan uang pada berbagai lembaga. Dia pun berencana untuk benar-benar serius di aktivitas filantropi ketika pensiun, sebuah hal yang benar-benar dilakukannya.

Ibu Gates menderita kanker payudara dan di saat-saat terakhirnya, dia meminta Gates untuk tetap aktif di bidang kemanusiaan. Dia meninggal dunia pada bulan Juni 1994.

Mendirikan yayasan

Beberapa saat sesudah ibunya meninggal dunia, Bill Gates akhirnya mendirikan yayasan khusus untuk kegiatan filantropi. Penanggung jawabnya adalah sang ayah. Donasi pertama sebesar USD 80 ribu diberikan pada sebuah lembaga perawatan kanker.

Pada tahun 2000, Bill and Melinda Gates Foundation didirikan. Melinda sendiri adalah nama istri Gates. Gates senior diserahi jabatan sebagai co chair.

Yayasan ini menjadi yayasan filanttropi swasta terbesar di dunia dengan jumlah dana di kisaran USD 30 miliar. Bill Gates yang sudah pensiun dari Microsoft pun aktif menjadi bosnya bersama sang ayah.








No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar di postingan ini