Saturday, July 6, 2013

Review Game: The Last of Us





hari ini ane gak bakal share game,karena emang udah lama gak share,hahaha,tapi ane cuma bakal review nih,game yang menurut ane keren amir dah,dari segi kualitas grafis,gampelay dan lain-lain,game ini bernama "THE LAST OF US" ada yang pernah main? kalau mimin cuma pernah nonton trailernya doang,soalnya laptop vga-nya jelek,apalagi PS,gak punya mimin,oke daripada kelamaan curhatnya,mending langsung simak aja review berikut

Seperti yang diketahui, The Last of Us adalah game karya Naughty Dog yang terkenal belakangan ini berkat seri Uncharted mereka. Meski gua bukan fans berat Uncharted series (karena gua kurang suka platforming) tapi kita semua mengakui bahwa Uncharted series adalah salah satu seri game yang mendefinisikan generasi kini. Well The Last of Us ini walaupun sama sama eksklusif untuk PS3, jauh beda dengan Uncharted, Uncharted kan game action adventure petualangan platforming yang cerah dan hepi. The Last of Us ini adalah game yang suram, sadis, dramatis, sebuah drama survival horror, yang dibuat sedemikian rupa menyerupai sebuah film thriller Post-Apocalyptic.






Rada rada seperti serial tv The Walking Dead gitu, The Last of Us ini menceritakan kehidupan umat manusia setelah kiamat ketika nyaris seluruh populasi manusia punah oleh karena infeksi virus jamur yang merubah orang yang terkena infeksi menjadi seperti zombie. Dimana sisa-sisa manusia yang selamat dari infeksi musti saling berseteru sesama lain demi bertahan hidup.

Kita bermain sebagai Joel, seorang tengah baya yang keras (agak agak mirip Daryl Dixon gitu) hidup di dunia yang telah hancur, Joel ditugaskan untuk mengantar anak perempuan berumur 14 tahun yang bernama Ellie kepada organisasi Fireflies karena Ellie adalah kunci keselamatan umat manusia.

This game revolves around Joel and Ellie. Kalimat itu cukup merangkum game The Last of Us ini. Game Survival Horror dengan zombie memang sudah sering kita jumpai di pasaran. The Last of Us ini bukanlah game yang mengutamakan thrill dan shock anxiety sebagai elemen utama, itu hanyalah elemen pendukung di The Last of Us ini. The Last of Us menceritakan aspek kemanusiaan, bagaimana hidup manusia setelah jatuhnya peradaban, dan tentunya soal hubungan Joel dan Ellie.

Hubungan Joel dan Ellie ini seperti hubungan Lee dan Clementine dari The Walking Dead game. Hubungan yang cukup rumit, tengah-tengah antara Father-Daughter relationship dengan Mentor-Protege relationship. Joel adalah veteran soal kehidupan dunia distopia dan yang namanya saling bunuh, Joel hidup di dunia kita sekarang, dan saksi hidup kehancuran peradaban. Ellie adalah bocah lugu yang lahir setelah apocalypse, yang ia ketahui hanyalah kehidupan yang telah hancur akibat apocalypse, Ellie sama sekali tidak mengetahui apapun soal kehidupan manusia sebelum apocalypse (banter antara Joel & Ellie ini jadi elemen narrative yang bagus banget, mengisi suasana canggung saat perjalanan menuju checkpoint selanjutnya). Seiring perjalanan mereka berdua, Joel mengajarkan Ellie soal bertahan hidup, soal berburu, semua itu berjalan secara natural. Jadi kita player pun merasa "wow, i taught this kid everything" Joel (player) menjadi mentor Ellie yang semula  hanya berupa V.I.P yang musti di Escort, menjadi Wingman andalan.






Setiap landmark, setiap karakter sangatlah memorable. Along the way, Joel & Ellie tentunya bertemu sesama "survivor" entah kawan atau lawan. Jika Lawan, ya bunuh aja sebelum mereka ngebunuh elo. Jika kawan, maka team-up melawan rintangan yang ada. (kawanmu kadang-kadang juga bisa mati lho! jadi nambah tensi dramanya) Selain yang hidup, Joel dan Ellie juga bertemu yang 'Telah Mati' mereka yang terinfeksi (The Infected) adalah makhluk seperti Zombie yang mengerikan yang akan terus berburu mereka yang masih hidup.

Dari segi grafis, game ini luar biasa mengangkat limiter VGA game generasi kini. Honestly gua ga nyangka grafis kayak The Last of Us ini bisa di render di Playstation 3. Yang pasti hasil renderan game engine naughty dog ini mulus seperti paha Irish Bella~ Gedung-gedung ambruk yang telah diklaim oleh alam, Cipratan darah, hingga debu di udara baik in-game atau pas cutscene sungguh membuat PS3 rental ini serasa PS4.

Gameplay di The Last of Us ini bermacam-macam, karena kalo dibilang stealth ngga universal, interactive adventure kurang pas, dan kalo dibilang survival horror ga terlalu, game ini merupakan percampuran elemen-elemen tersebut. Ibaratnya Dead Space + The Walking Dead game + Fallout + Heavy Rain. Secara garis besar ada 3 cara lu selesaiin area biar sampe checkpoint.
1. Sikat musuh diam-diam
2. Full Frontal Assault ala Counter Strike
3. Nyelinap aja tanpa ngapa-ngapain
Tentunya A.I di game ini juga beradaptasi dengan cara pendekatan kita ini, jika kita milih nyelinap diam diam, Joel dan Ellie musti berhati hati kepada setiap hazard sekililing, karena bisa menjadi advantage atau disadvantage bagi player. Gue sendiri cuma gara gara nyenggol botol minuman sedikit, jadi bunyi dan musuh ngeliat gue, jadi terpaksa dia gue bunuh. Jika musuh yang udah di sikat diam-diam, lupa disembunyiin mayatnya, maka musuh yang nemu mayatnya akan waspada dan memburu kita yang sembunyi, dan kalo ketauan, mau ga mau kita Fight or die. Beralih ke Assault, selayaknya game akan berubah menjadi cover-shooter dimana musuh akan terus ngirim wave after waves of enemies sampai semuanya modar oleh kita.

Setiap musuh di game memerlukan pendekatan yang berbeda.. Saat berhadapan dengan manusia, player musti beradaptasi dengan keadaan, karena manusia bisa megang senjata, megang pisau atau melakukan strategi bersama kelompoknya, lain halnya dengan musuh Infected yang ga punya otak dan langsung frontal nyerang player. Awal-awalnya the infected ini bukan apa apa cuma berupa 'Runner' yang mirip Zombie yang sering kita liat di televisi, trus jadi 'Clickers' (bukan fans band Ungu) yang buta dan agresif, one hit kill kalo kena ni mah, dan makin jauh kita main, ada 'Bloater' strategi untuk yang satu ini adalah "kabur". Di The Last of Us ini  diberlakukan yang namanya context sensitive action, atau yang namanya Quick Time Events yang ada di Heavy Rain. Dimana player harus mencet-mencet tombol-tombol yang muncul di layar demi menghindari kematian.

Seiring berjalan cerita Joel akan mengumpulkan bahan-bahan makanan, amunisi, hingga bikin senjata aneh contohya pemukul baseball yang dipasangin paku. Semua berjalan di real time. jadi ga bisa yang namanya pause dulu kalo mau healing, Bisa aja lu pas modif senjata tiba tiba digigit clicker dan langsung gameover

The Last of Us tidak terasa seperti game. The Last of Us terasa seperti film berdurasi 17 Jam. Narrative aspect dari game ini terlalu bagus, Karakter-karakter yang bikin kita peduli, Set piece action yang unik dan keren. Motion Capture digunakan untuk nangkap ekspresi para aktor, dan tentunya Story yang penuh twist. dipadukan dengan Grafis mumpuni dan Gameplay asik.... Kurang apa lagi coba...

Recap, Naughty Dog telah mencetak gol. Gol ini dicetak dari tendangan salto, dari stadion berbeda, dari luar kota, oleh Thiago Alcantara. Yes! The Last of Us is THAT GOOD! The Last of Us ini mengukuhkan posisinya sebagai bukan sebagai salah satu game terbaik tahun ini, bukan game terbaik PS3, tetapi The Last of Us layak masuk jejeran All Time best. This Game is a Masterpiece.

Naughty Dog harus diberi applause oleh karena memberi Playstation 3 "a beautiful farewell gift"





0 komentar:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar di postingan ini